Penyerahan dan Penanaman Bibit Sawo pada PD PKPNU Bali

Sragi, Bali — Kegiatan Pelatihan Dasar Pelatihan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD PKPNU) PCNU Bali memasuki hari ketiga dengan salah satu agenda penting yang berlangsung pada Minggu, 27 Oktober 2024. Pada kesempatan ini, Ketua Tanfidziyah PCNU Bali, H. Abdul Haris, S.Ag., M.H.I., bersama jajaran pengurus, menyerahkan bibit pohon sawo kepada para peserta PD PKPNU sebagai simbol perjuangan dan keberlanjutan.

Sebelum peyerahan bibit pohon sawo tersebut para peserta diberi materi diklat oleh Kiyai Azis sebagai instruktur terkait makna dari pohon sawo. Beliau juga memberikan bibit pohon sawo secara simbolis kepada peserta diklat.

Penyerahan bibit pohon sawo ini dilanjutkan dengan penanaman di halaman depan Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI 2, Desa Sumber Agung, Kecamatan Sragi, yang menjadi lokasi pelaksanaan PD PKPNU. Penanaman pohon sawo ini dilakukan oleh Ketua Tanfidziyah MWC NU Sragi, Ust. Sumeri, diawali oleh H. Abdul Haris Ketu Tanfidziyah PCNU lampung Selatan. Acara ini diikuti dengan penuh semangat oleh seluruh peserta dan jajaran pengurus NU, menjadi momen yang penuh makna dalam rangkaian kegiatan PD PKPNU.

Filosofi Pohon Sawo: Simbol Perjuangan dan Persatuan

Penanaman pohon sawo bukan sekadar agenda seremonial, tetapi memiliki filosofi yang mendalam, terutama dalam sejarah perjuangan bangsa. Saat Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda pada 28 Maret 1830 di Magelang, ia meninggalkan pesan kepada para sahabatnya agar menanam pohon sawo. Pohon sawo yang ditanam di depan pesantren dan masjid menjadi sandi bagi para laskar Diponegoro untuk terus melanjutkan perlawanan terhadap penjajah.

Dalam konteks ini, pohon sawo merupakan simbol perlawanan dan persatuan. "Sawo" dalam bahasa Arab berbunyi sawwuu, seperti yang sering diucapkan imam dalam shalat, "sawwuu sufuufakum", yang berarti "rapatkan barisan". Ini mengandung pesan agar para pejuang, dan generasi berikutnya, tetap bersatu dalam menghadapi tantangan dan tidak pernah menyerah.

Penanaman pohon sawo di lokasi PD PKPNU ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para peserta dan masyarakat sekitar, untuk senantiasa menjaga kebersamaan dan semangat perjuangan. Sama seperti pohon sawo yang tumbuh kuat dan memberikan manfaat jangka panjang, perjuangan untuk kebaikan dan kemaslahatan harus terus berlanjut, baik dalam konteks spiritual, sosial, maupun lingkungan.

Dengan penaman pohon sawo sebagai simbol persatan ini PCNU Bali berupaya tidak hanya memperkuat aspek kepemimpinan dalam diri para peserta PD PKPNU, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan zaman.

Kontribuutor: NHD